A. SOAL PILIHAN BERGANDA (20 SOAL
trategi menurut Michael Porter adalah pemilihan aktivitas yang unik untuk menciptakan nilai b. Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda untuk memberikan kombinasi nilai yang unik
-
Opportunities dalam SWOT contohnya?
c. Meningkatnya daya beli masyarakat -
Bukan bagian dari Porter’s Five Forces
d. Analisis internal perusahaan -
PEST Analysis digunakan untuk
b. Faktor lingkungan makro yang mempengaruhi industri -
Tujuan Cost Leadership Strategy
c. Menjadi produsen dengan biaya terendah di industri -
Risiko dari dalam organisasi disebut
d. Internal risk -
Tahap setelah identifikasi risiko dalam risk management
b. Risk assessment -
Contoh strategi risk transfer
c. Membeli asuransi atau outsourcing -
Fungsi Key Risk Indicator (KRI)
b. Memberikan early warning terhadap peningkatan risiko -
Perbedaan ERM vs Traditional Risk Management →
c. ERM mengintegrasikan manajemen risiko ke seluruh organisasi -
Risk score dari High (4) x Medium (3)
b. 12 -
Dua kategori utama dalam Value Chain Analysis
c. Primary dan support activities -
Fungsi Bow-tie Analysis
b. Menganalisis penyebab dan konsekuensi risiko secara komprehensif -
Makna Blue Ocean Strategy
c. Menciptakan pasar baru yang belum ada kompetitor -
Risk appetite adalah...
b. Tingkat risiko yang bersedia diambil untuk mencapai tujuan -
Contoh faktor ‘Technological’ dalam PEST
c. Perkembangan artificial intelligence -
Strategic risk berasal dari...
b. Keputusan strategis yang salah atau tidak tepat -
Tujuan Competitive Intelligence
b. Mengumpulkan informasi legal tentang kompetitor untuk decision making -
Fungsi Heat Map risiko
c. Memvisualisasikan tingkat risiko berdasarkan probabilitas dan dampak -
Jumlah komponen utama COSO ERM Framework
d. 8 komponen
1. Perbedaan Strategi, Taktik, Operasional
-
Strategi: Rencana jangka panjang (contoh: ekspansi pasar ASEAN)
-
Taktik: Aksi pendukung strategi (contoh: promo lokal di Malaysia)
-
Operasional: Aktivitas harian (contoh: proses packing & pengiriman)
-
Hubungan: Strategi diikuti taktik, dilaksanakan lewat operasional.
2. SWOT E-commerce Indonesia
-
Strengths: Akses internet luas, dukungan regulasi digital
-
Weaknesses: Logistik terbatas, rendahnya literasi digital
-
Opportunities: Kelas menengah tumbuh, tren belanja omnichannel
-
Threats: Regulasi berubah, kompetitor luar masuk
3. Keunggulan ERM vs Traditional Risk Management
-
ERM: Terpadu, proaktif, terkait tujuan strategis
-
Traditional: Parsial, reaktif
-
Contoh: Bank memantau risiko kredit & operasional dalam satu sistem
4. Risk Appetite vs Risk Tolerance
-
Appetite: Risiko yang ingin diambil
-
Tolerance: Batas maksimal risiko
-
Pengaruh: Menentukan strategi & batas keputusan
-
Contoh: Perusahaan fintech mau ambil risiko tinggi untuk inovasi tapi batasi kerugian 5%
5. Cost Leadership vs Differentiation
-
Cost Leadership: Murah, efisien (cocok pasar harga sensitif, contoh: Indomie)
-
Differentiation: Unik, nilai tambah (cocok pasar premium, contoh: Apple)
-
Kelebihan/Kekurangan: Cost = volume tinggi; Differentiation = loyalitas tinggi
6. Tahapan Risk Assessment
-
Kualitatif: Skoring probabilitas & dampak
-
Kuantitatif: EMV, VaR
-
Prioritasi risiko: Tentukan fokus
-
Penting: Efisiensi alokasi sumber daya
7. Black Swan Event
-
Definisi: Kejadian tak terduga, dampak besar
-
Contoh: COVID-19
-
Persiapan: Planning skenario, testing stres, cadangan kas
-
Tujuan: Menjaga kelangsungan bisnis
8. Big Data & AI dalam Manajemen Risiko
-
Fungsi: Prediksi risiko, monitoring real-time, deteksi anomali
-
Contoh: AI untuk deteksi fraud bank, scoring kredit otomatis
9. Integrasi Strategic Planning & Risk Management
-
Manfaat: Strategi sadar risiko, keputusan lebih seimbang
-
Contoh: Astra gabungkan risk map dalam rencana ekspansi bisnis
10. Komponen COSO ERM
-
8 Komponen: Lingkungan internal, Tujuan, Identifikasi kejadian, Penilaian risiko, Respon risiko, Aktivitas kontrol, Info-komunikasi, Monitoring
-
Interaksi: Saling terhubung dalam siklus ERM
-
Tujuan: Menyatu dengan strategi perusahaan
C. SOAL STUDI KASUS (2 SOAL)
STUDI KASUS 1: PT TRI DENIM
Latar Belakang:
PT TRI DENIM adalah perusahaan manufaktur tekstil berbasis di Indonesia yang fokus memproduksi raw denim berkualitas premium untuk pasar lokal dan ekspor. Didirikan pada 2018, perusahaan kini memiliki 300 karyawan dan kapasitas produksi 1 juta meter kain denim per tahun. TRI DENIM telah menjalin kerja sama dengan berbagai merek fashion lokal dan internasional.
Situasi Saat Ini:
Perusahaan mengalami pertumbuhan signifikan, namun menghadapi tantangan berikut:
-
Harga bahan baku (katun) yang fluktuatif akibat geopolitik dan iklim
-
Persaingan ketat dengan produsen denim dari China dan Bangladesh
-
Tuntutan keberlanjutan dari mitra global (sertifikasi eco-friendly)
-
Tekanan margin akibat kenaikan biaya energi dan upah
-
Ketergantungan ekspor ke pasar Eropa yang sedang melambat
Data Tambahan:
-
Cost per meter produksi denim: Rp 27.000
-
Harga jual rata-rata per meter: Rp 35.000
-
Utilisasi pabrik: 85%
-
Pasar ekspor: 60% dari total penjualan
-
Retur produk: 1,8%
-
Market share domestik: 4%
a) Analisis Strategis PT TRI DENIM
Menggunakan SWOT dan Porter's Five Forces
SWOT Analysis:
Strengths:
-
Teknologi mesin tenun dan pewarnaan modern
-
Kualitas produk premium dengan kontrol mutu ketat
-
Reputasi baik di kalangan buyer internasional
-
Tim teknis berpengalaman dalam denim manufacturing
Weaknesses:
-
Ketergantungan tinggi pada ekspor Eropa
-
Belum sepenuhnya menggunakan energi terbarukan
-
Margin sempit karena biaya produksi tinggi
-
Belum memiliki unit R&D internal untuk inovasi kain
Opportunities:
-
Tren global terhadap denim sustainable & lokal
-
Ekspansi ke pasar Asia dan Timur Tengah
-
Kemitraan strategis dengan brand lokal emerging
-
Pengembangan denim ramah lingkungan (organik cotton, less water)
Threats:
-
Persaingan harga dari negara produsen berbiaya murah
-
Kebijakan dagang global yang dapat memengaruhi ekspor
-
Tekanan buyer terhadap transparansi dan keberlanjutan
-
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap USD/EUR
Porter’s Five Forces:
-
Persaingan industri: Tinggi (banyak produsen skala besar)
-
Ancaman pendatang baru: Sedang (butuh investasi mesin tinggi)
-
Kekuatan pemasok: Tinggi (bahan baku katun impor tergantung harga global)
-
Kekuatan pembeli: Tinggi (brand besar menekan harga & standar sustainability)
-
Ancaman substitusi: Sedang (kain non-denim, recycled materials)
b) Risk Assessment – PT TRI DENIM
Risk Matrix dan Strategi Penanganannya
Risk ID | Risk Description | Probability | Impact | Risk Score | Risk Response |
---|---|---|---|---|---|
R001 | Fluktuasi harga katun global | High (4) | High (4) | 16 | Hedging & diversifikasi pemasok |
R002 | Permintaan ekspor Eropa menurun | Medium (3) | Very High (5) | 15 | Diversifikasi pasar & strategi lokal |
R003 | Kenaikan biaya energi dan upah | High (4) | High (4) | 16 | Efisiensi proses, investasi energi surya |
R004 | Tuntutan sertifikasi lingkungan | High (4) | High (4) | 16 | Implementasi green manufacturing |
R005 | Gangguan mesin produksi | Medium (3) | High (4) | 12 | Maintenance rutin & cadangan mesin |
R006 | Ketergantungan pasar ekspor | Medium (3) | High (4) | 12 | Perkuat pasar domestik & online |
R007 | Kompetitor menjual dengan harga lebih rendah | High (4) | Medium (3) | 12 | Fokus diferensiasi kualitas & branding |
R008 | Kegagalan memenuhi standar buyer global | Low (2) | Very High (5) | 10 | Sertifikasi, training & QC ketat |
Risk Response Recommendations:
-
R001: Gunakan kontrak jangka panjang & supplier alternatif
-
R002: Kembangkan produk untuk pasar Asia dan B2C lokal
-
R003: Upgrade ke mesin hemat energi, evaluasi sistem shift
-
R004: Sertifikasi GOTS, audit keberlanjutan, edukasi tim produksi
-
R005: Jadwal perawatan terintegrasi & pelatihan operator
-
R006: Strategi promosi domestik, kolaborasi dengan brand lokal
-
R007: Tambah nilai dengan kualitas, quick delivery & customization
-
R008: Buat sistem audit internal dan pelatihan compliance
STUDI KASUS 2: PT TRI DENIM
Latar Belakang:
PT TRI DENIM adalah perusahaan manufaktur tekstil yang telah beroperasi selama lebih dari 15 tahun, memproduksi denim premium untuk pasar lokal dan internasional. Dengan 800 karyawan dan pendapatan tahunan sebesar Rp 1,2 triliun, perusahaan melayani sektor fashion dan apparel melalui kerja sama dengan berbagai merek global dan lokal.
Situasi Strategis:
PT TRI DENIM saat ini menghadapi tekanan bisnis dari berbagai arah:
-
Kompetitor dari China, Pakistan, dan Bangladesh dengan harga yang lebih murah
-
Buyer besar mulai melakukan diversifikasi supplier untuk mengurangi ketergantungan
-
Tuntutan akan efisiensi dan otomatisasi manufaktur (Industry 4.0)
-
Tekanan global untuk implementasi prinsip ESG (Environmental, Social, Governance)
-
Disrupsi rantai pasok akibat ketegangan geopolitik (contoh: perang dagang dan hambatan logistik)
Rencana Strategis:
Manajemen merencanakan transformasi strategis dengan inisiatif berikut:
-
Investasi Rp 300 miliar untuk modernisasi pabrik (otomatisasi, IoT, dan digitalisasi produksi)
-
Ekspansi ke pasar tekstil regional (Malaysia, Vietnam, Timur Tengah)
-
Diversifikasi produk ke kain denim ramah lingkungan (eco-denim, organic cotton)
-
Penerapan praktik sustainability & transparansi rantai pasok
-
Kemitraan strategis dengan penyedia teknologi dan laboratorium tekstil
Data Finansial:
-
EBITDA Margin: 12%
-
Debt-to-Equity Ratio: 0.8
-
Working Capital: Rp 200 miliar
-
CAPEX Tahunan: Rp 80 miliar
-
Customer Concentration: 3 buyer utama = 60% dari revenue
a) Analisis Strategis: PEST & Value Chain Analysis untuk Transformasi PT TRI DENIM
PEST Analysis
Political:
-
Program "Making Indonesia 4.0" mendorong modernisasi industri tekstil
-
Peluang relokasi manufaktur global akibat perang dagang US-China
-
Regulasi lingkungan yang semakin ketat (contoh: kewajiban pelaporan emisi)
-
Stabilitas politik nasional mendukung investasi jangka panjang
Economic:
-
Pertumbuhan permintaan tekstil ramah lingkungan di ASEAN
-
Volatilitas nilai tukar berpengaruh terhadap biaya bahan baku impor
-
Kenaikan biaya tenaga kerja domestik secara bertahap
-
Suku bunga dapat memengaruhi pembiayaan ekspansi dan CAPEX
Social:
-
Kekurangan tenaga kerja terampil di bidang manufaktur tekstil canggih
-
Kesadaran konsumen global terhadap sustainability meningkat
-
Perubahan budaya kerja menuju kolaborasi digital dan fleksibel
-
Penuaan tenaga kerja di industri tekstil konvensional
Technological:
-
Revolusi Industry 4.0: integrasi IoT, AI, robotika dalam produksi tekstil
-
Perkembangan teknologi serat berkelanjutan dan pewarnaan minim air
-
Digitalisasi rantai pasok dan pelacakan bahan baku (traceability)
-
Risiko siber meningkat seiring adopsi teknologi digital
Value Chain Analysis PT TRI DENIM
Primary Activities:
-
Inbound Logistics:
Perlu digitalisasi manajemen bahan baku (cotton, indigo dye) untuk integrasi yang lebih baik -
Operations:
Area inti dari transformasi — otomatisasi mesin tenun, pewarnaan, dan finishing -
Outbound Logistics:
Peluang dalam otomatisasi pengemasan dan sistem tracking pengiriman ke buyer global -
Marketing & Sales:
Perlu perluasan ke pemasaran digital, story branding tentang denim berkelanjutan -
Service:
Implementasi sistem monitoring kualitas secara real-time dan pelaporan berbasis digital
Support Activities:
-
Infrastructure:
Pembaruan infrastruktur IT untuk mendukung digitalisasi dan manajemen data -
HRM:
Program pelatihan ulang (reskilling) untuk staf produksi dan manajemen -
Technology Development:
Pengembangan denim organik dan teknik pewarnaan minim air (zero waste) -
Procurement:
Diversifikasi supplier bahan baku dan otomatisasi proses pengadaan
b) Comprehensive Risk Management Plan untuk Transformasi PT TRI DENIM
Risk Identification & Assessment
Risk ID | Category | Risk Description | Prob | Impact | Score | Response |
---|---|---|---|---|---|---|
R001 | Strategic | Gagalnya adopsi teknologi otomatisasi | 3 | 5 | 15 | Mitigate |
R002 | Financial | Biaya modernisasi melebihi anggaran | 4 | 4 | 16 | Mitigate |
R003 | Operational | Gangguan produksi selama transisi | 4 | 4 | 16 | Mitigate |
R004 | Market | Kehilangan buyer saat masa transisi | 3 | 5 | 15 | Mitigate |
R005 | Financial | Arus kas tidak stabil saat ekspansi | 3 | 5 | 15 | Transfer |
R006 | HR | Kekurangan tenaga ahli mesin otomatis | 4 | 3 | 12 | Mitigate |
R007 | Regulatory | Gagal memenuhi standar ESG buyer | 2 | 4 | 8 | Mitigate |
R008 | Geopolitical | Gangguan pasokan katun akibat konflik global | 4 | 4 | 16 | Mitigate |
R009 | Cyber | Serangan siber pada sistem produksi digital | 3 | 4 | 12 | Mitigate |
R010 | Market | Gagal ekspansi ke pasar baru regional | 3 | 3 | 9 | Accept |
Integrated Risk Response Strategy untuk PT TRI DENIM
Phase 1 (0–12 bulan): Fondasi Digitalisasi
-
Bentuk Project Management Office (PMO) untuk memantau transformasi
-
Amankan pendanaan bertahap untuk menghindari tekanan arus kas
-
Mulai pelatihan tenaga kerja tentang penggunaan sistem digital
-
Jalankan program manajemen perubahan untuk seluruh divisi
Phase 2 (12–24 bulan): Implementasi Bertahap
-
Uji coba sistem otomatisasi pada satu lini produksi terlebih dahulu
-
Evaluasi dampak dan perluas penerapan secara modular
-
Komunikasi aktif dengan buyer terkait perkembangan keberlanjutan
-
Kembangkan pengelolaan rantai pasok secara digital
Phase 3 (24–36 bulan): Optimalisasi
-
Implementasi penuh digitalisasi dan pelacakan produk
-
Lakukan ekspansi regional (Vietnam, Malaysia) dengan pendekatan bertahap
-
Kejar sertifikasi sustainability global seperti GOTS atau OEKO-TEX
-
Fokus pada efisiensi biaya dan peningkatan margin
Key Risk Mitigation Summary:
-
Modular Implementation: Reduksi risiko adopsi teknologi
-
Change Management: Fokus pada kesiapan SDM dan adaptasi budaya
-
Diversifikasi Supplier: Kurangi ketergantungan pada satu negara asal bahan baku
-
Insurance & Hedging: Proteksi terhadap gangguan operasional dan volatilitas nilai tukar
-
Sustainability Certification: Kepatuhan terhadap regulasi dan ekspektasi pasar global
-
Training Program: Menutup gap keterampilan dan memperkuat adaptasi teknologi
-
Technology Partnership: Kurangi risiko kegagalan teknologi dengan vendor berpengalaman
-
Customer Retention: Bangun narasi transformasi untuk mempertahankan loyalitas buyer