Senin, 16 Juni 2025

M13 Latihan Soal : Analisa Strategi dan Kajian Manajemen Risiko

 A. SOAL PILIHAN BERGANDA (20 SOAL

  1. trategi menurut Michael Porter adalah pemilihan aktivitas yang unik untuk menciptakan nilai b. Pemilihan serangkaian aktivitas yang berbeda untuk memberikan kombinasi nilai yang unik

  2. Opportunities dalam SWOT contohnya? 
    c. Meningkatnya daya beli masyarakat

  3. Bukan bagian dari Porter’s Five Forces 
    d. Analisis internal perusahaan

  4. PEST Analysis digunakan untuk 
    b. Faktor lingkungan makro yang mempengaruhi industri

  5. Tujuan Cost Leadership Strategy 
    c. Menjadi produsen dengan biaya terendah di industri

  6. Risiko dari dalam organisasi disebut 
    d. Internal risk

  7. Tahap setelah identifikasi risiko dalam risk management 
    b. Risk assessment

  8. Contoh strategi risk transfer 
    c. Membeli asuransi atau outsourcing

  9. Fungsi Key Risk Indicator (KRI) 
    b. Memberikan early warning terhadap peningkatan risiko

  10. Perbedaan ERM vs Traditional Risk Management
    c. ERM mengintegrasikan manajemen risiko ke seluruh organisasi

  11. Risk score dari High (4) x Medium (3) 
    b. 12

  12. Dua kategori utama dalam Value Chain Analysis 
    c. Primary dan support activities

  13. Fungsi Bow-tie Analysis 
    b. Menganalisis penyebab dan konsekuensi risiko secara komprehensif

  14. Makna Blue Ocean Strategy 
    c. Menciptakan pasar baru yang belum ada kompetitor

  15. Risk appetite adalah... 
    b. Tingkat risiko yang bersedia diambil untuk mencapai tujuan

  16. Contoh faktor ‘Technological’ dalam PEST 
    c. Perkembangan artificial intelligence

  17. Strategic risk berasal dari... 
    b. Keputusan strategis yang salah atau tidak tepat

  18. Tujuan Competitive Intelligence 
    b. Mengumpulkan informasi legal tentang kompetitor untuk decision making

  19. Fungsi Heat Map risiko 
    c. Memvisualisasikan tingkat risiko berdasarkan probabilitas dan dampak

  20. Jumlah komponen utama COSO ERM Framework 
    d. 8 komponen

B. SOAL ESSAY (10 SOAL)

1. Perbedaan Strategi, Taktik, Operasional

  • Strategi: Rencana jangka panjang (contoh: ekspansi pasar ASEAN)

  • Taktik: Aksi pendukung strategi (contoh: promo lokal di Malaysia)

  • Operasional: Aktivitas harian (contoh: proses packing & pengiriman)

  • Hubungan: Strategi diikuti taktik, dilaksanakan lewat operasional.


2. SWOT E-commerce Indonesia

  • Strengths: Akses internet luas, dukungan regulasi digital

  • Weaknesses: Logistik terbatas, rendahnya literasi digital

  • Opportunities: Kelas menengah tumbuh, tren belanja omnichannel

  • Threats: Regulasi berubah, kompetitor luar masuk


3. Keunggulan ERM vs Traditional Risk Management

  • ERM: Terpadu, proaktif, terkait tujuan strategis

  • Traditional: Parsial, reaktif

  • Contoh: Bank memantau risiko kredit & operasional dalam satu sistem


4. Risk Appetite vs Risk Tolerance

  • Appetite: Risiko yang ingin diambil

  • Tolerance: Batas maksimal risiko

  • Pengaruh: Menentukan strategi & batas keputusan

  • Contoh: Perusahaan fintech mau ambil risiko tinggi untuk inovasi tapi batasi kerugian 5%


5. Cost Leadership vs Differentiation

  • Cost Leadership: Murah, efisien (cocok pasar harga sensitif, contoh: Indomie)

  • Differentiation: Unik, nilai tambah (cocok pasar premium, contoh: Apple)

  • Kelebihan/Kekurangan: Cost = volume tinggi; Differentiation = loyalitas tinggi


6. Tahapan Risk Assessment

  • Kualitatif: Skoring probabilitas & dampak

  • Kuantitatif: EMV, VaR

  • Prioritasi risiko: Tentukan fokus

  • Penting: Efisiensi alokasi sumber daya


7. Black Swan Event

  • Definisi: Kejadian tak terduga, dampak besar

  • Contoh: COVID-19

  • Persiapan: Planning skenario, testing stres, cadangan kas

  • Tujuan: Menjaga kelangsungan bisnis


8. Big Data & AI dalam Manajemen Risiko

  • Fungsi: Prediksi risiko, monitoring real-time, deteksi anomali

  • Contoh: AI untuk deteksi fraud bank, scoring kredit otomatis


9. Integrasi Strategic Planning & Risk Management

  • Manfaat: Strategi sadar risiko, keputusan lebih seimbang

  • Contoh: Astra gabungkan risk map dalam rencana ekspansi bisnis


10. Komponen COSO ERM

  • 8 Komponen: Lingkungan internal, Tujuan, Identifikasi kejadian, Penilaian risiko, Respon risiko, Aktivitas kontrol, Info-komunikasi, Monitoring

  • Interaksi: Saling terhubung dalam siklus ERM

  • Tujuan: Menyatu dengan strategi perusahaan

 

C. SOAL STUDI KASUS (2 SOAL)

STUDI KASUS 1: PT TRI DENIM

Latar Belakang:
PT TRI DENIM adalah perusahaan manufaktur tekstil berbasis di Indonesia yang fokus memproduksi raw denim berkualitas premium untuk pasar lokal dan ekspor. Didirikan pada 2018, perusahaan kini memiliki 300 karyawan dan kapasitas produksi 1 juta meter kain denim per tahun. TRI DENIM telah menjalin kerja sama dengan berbagai merek fashion lokal dan internasional.

Situasi Saat Ini:
Perusahaan mengalami pertumbuhan signifikan, namun menghadapi tantangan berikut:

  • Harga bahan baku (katun) yang fluktuatif akibat geopolitik dan iklim

  • Persaingan ketat dengan produsen denim dari China dan Bangladesh

  • Tuntutan keberlanjutan dari mitra global (sertifikasi eco-friendly)

  • Tekanan margin akibat kenaikan biaya energi dan upah

  • Ketergantungan ekspor ke pasar Eropa yang sedang melambat

Data Tambahan:

  • Cost per meter produksi denim: Rp 27.000

  • Harga jual rata-rata per meter: Rp 35.000

  • Utilisasi pabrik: 85%

  • Pasar ekspor: 60% dari total penjualan

  • Retur produk: 1,8%

  • Market share domestik: 4%


a) Analisis Strategis PT TRI DENIM

Menggunakan SWOT dan Porter's Five Forces

SWOT Analysis:

Strengths:

  • Teknologi mesin tenun dan pewarnaan modern

  • Kualitas produk premium dengan kontrol mutu ketat

  • Reputasi baik di kalangan buyer internasional

  • Tim teknis berpengalaman dalam denim manufacturing

Weaknesses:

  • Ketergantungan tinggi pada ekspor Eropa

  • Belum sepenuhnya menggunakan energi terbarukan

  • Margin sempit karena biaya produksi tinggi

  • Belum memiliki unit R&D internal untuk inovasi kain

Opportunities:

  • Tren global terhadap denim sustainable & lokal

  • Ekspansi ke pasar Asia dan Timur Tengah

  • Kemitraan strategis dengan brand lokal emerging

  • Pengembangan denim ramah lingkungan (organik cotton, less water)

Threats:

  • Persaingan harga dari negara produsen berbiaya murah

  • Kebijakan dagang global yang dapat memengaruhi ekspor

  • Tekanan buyer terhadap transparansi dan keberlanjutan

  • Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap USD/EUR


Porter’s Five Forces:

  1. Persaingan industri: Tinggi (banyak produsen skala besar)

  2. Ancaman pendatang baru: Sedang (butuh investasi mesin tinggi)

  3. Kekuatan pemasok: Tinggi (bahan baku katun impor tergantung harga global)

  4. Kekuatan pembeli: Tinggi (brand besar menekan harga & standar sustainability)

  5. Ancaman substitusi: Sedang (kain non-denim, recycled materials)


b) Risk Assessment – PT TRI DENIM

Risk Matrix dan Strategi Penanganannya

Risk IDRisk DescriptionProbabilityImpactRisk ScoreRisk Response
R001Fluktuasi harga katun globalHigh (4)High (4)16Hedging & diversifikasi pemasok
R002Permintaan ekspor Eropa menurunMedium (3)Very High (5)15Diversifikasi pasar & strategi lokal
R003Kenaikan biaya energi dan upahHigh (4)High (4)16Efisiensi proses, investasi energi surya
R004Tuntutan sertifikasi lingkunganHigh (4)High (4)16Implementasi green manufacturing
R005Gangguan mesin produksiMedium (3)High (4)12Maintenance rutin & cadangan mesin
R006Ketergantungan pasar eksporMedium (3)High (4)12Perkuat pasar domestik & online
R007Kompetitor menjual dengan harga lebih rendahHigh (4)Medium (3)12Fokus diferensiasi kualitas & branding
R008Kegagalan memenuhi standar buyer globalLow (2)Very High (5)10Sertifikasi, training & QC ketat

Risk Response Recommendations:

  • R001: Gunakan kontrak jangka panjang & supplier alternatif

  • R002: Kembangkan produk untuk pasar Asia dan B2C lokal

  • R003: Upgrade ke mesin hemat energi, evaluasi sistem shift

  • R004: Sertifikasi GOTS, audit keberlanjutan, edukasi tim produksi

  • R005: Jadwal perawatan terintegrasi & pelatihan operator

  • R006: Strategi promosi domestik, kolaborasi dengan brand lokal

  • R007: Tambah nilai dengan kualitas, quick delivery & customization

  • R008: Buat sistem audit internal dan pelatihan compliance

STUDI KASUS 2: PT MANUFAKTUR TRI DENIM

STUDI KASUS 2: PT TRI DENIM

Latar Belakang:
PT TRI DENIM adalah perusahaan manufaktur tekstil yang telah beroperasi selama lebih dari 15 tahun, memproduksi denim premium untuk pasar lokal dan internasional. Dengan 800 karyawan dan pendapatan tahunan sebesar Rp 1,2 triliun, perusahaan melayani sektor fashion dan apparel melalui kerja sama dengan berbagai merek global dan lokal.

Situasi Strategis:
PT TRI DENIM saat ini menghadapi tekanan bisnis dari berbagai arah:

  • Kompetitor dari China, Pakistan, dan Bangladesh dengan harga yang lebih murah

  • Buyer besar mulai melakukan diversifikasi supplier untuk mengurangi ketergantungan

  • Tuntutan akan efisiensi dan otomatisasi manufaktur (Industry 4.0)

  • Tekanan global untuk implementasi prinsip ESG (Environmental, Social, Governance)

  • Disrupsi rantai pasok akibat ketegangan geopolitik (contoh: perang dagang dan hambatan logistik)

Rencana Strategis:
Manajemen merencanakan transformasi strategis dengan inisiatif berikut:

  • Investasi Rp 300 miliar untuk modernisasi pabrik (otomatisasi, IoT, dan digitalisasi produksi)

  • Ekspansi ke pasar tekstil regional (Malaysia, Vietnam, Timur Tengah)

  • Diversifikasi produk ke kain denim ramah lingkungan (eco-denim, organic cotton)

  • Penerapan praktik sustainability & transparansi rantai pasok

  • Kemitraan strategis dengan penyedia teknologi dan laboratorium tekstil

Data Finansial:

  • EBITDA Margin: 12%

  • Debt-to-Equity Ratio: 0.8

  • Working Capital: Rp 200 miliar

  • CAPEX Tahunan: Rp 80 miliar

  • Customer Concentration: 3 buyer utama = 60% dari revenue


a) Analisis Strategis: PEST & Value Chain Analysis untuk Transformasi PT TRI DENIM

PEST Analysis

Political:

  • Program "Making Indonesia 4.0" mendorong modernisasi industri tekstil

  • Peluang relokasi manufaktur global akibat perang dagang US-China

  • Regulasi lingkungan yang semakin ketat (contoh: kewajiban pelaporan emisi)

  • Stabilitas politik nasional mendukung investasi jangka panjang

Economic:

  • Pertumbuhan permintaan tekstil ramah lingkungan di ASEAN

  • Volatilitas nilai tukar berpengaruh terhadap biaya bahan baku impor

  • Kenaikan biaya tenaga kerja domestik secara bertahap

  • Suku bunga dapat memengaruhi pembiayaan ekspansi dan CAPEX

Social:

  • Kekurangan tenaga kerja terampil di bidang manufaktur tekstil canggih

  • Kesadaran konsumen global terhadap sustainability meningkat

  • Perubahan budaya kerja menuju kolaborasi digital dan fleksibel

  • Penuaan tenaga kerja di industri tekstil konvensional

Technological:

  • Revolusi Industry 4.0: integrasi IoT, AI, robotika dalam produksi tekstil

  • Perkembangan teknologi serat berkelanjutan dan pewarnaan minim air

  • Digitalisasi rantai pasok dan pelacakan bahan baku (traceability)

  • Risiko siber meningkat seiring adopsi teknologi digital


Value Chain Analysis PT TRI DENIM

Primary Activities:

  • Inbound Logistics:
    Perlu digitalisasi manajemen bahan baku (cotton, indigo dye) untuk integrasi yang lebih baik

  • Operations:
    Area inti dari transformasi — otomatisasi mesin tenun, pewarnaan, dan finishing

  • Outbound Logistics:
    Peluang dalam otomatisasi pengemasan dan sistem tracking pengiriman ke buyer global

  • Marketing & Sales:
    Perlu perluasan ke pemasaran digital, story branding tentang denim berkelanjutan

  • Service:
    Implementasi sistem monitoring kualitas secara real-time dan pelaporan berbasis digital

Support Activities:

  • Infrastructure:
    Pembaruan infrastruktur IT untuk mendukung digitalisasi dan manajemen data

  • HRM:
    Program pelatihan ulang (reskilling) untuk staf produksi dan manajemen

  • Technology Development:
    Pengembangan denim organik dan teknik pewarnaan minim air (zero waste)

  • Procurement:
    Diversifikasi supplier bahan baku dan otomatisasi proses pengadaan


b) Comprehensive Risk Management Plan untuk Transformasi PT TRI DENIM

Risk Identification & Assessment

Risk IDCategoryRisk DescriptionProbImpactScoreResponse
R001StrategicGagalnya adopsi teknologi otomatisasi3515Mitigate
R002FinancialBiaya modernisasi melebihi anggaran4416Mitigate
R003OperationalGangguan produksi selama transisi4416Mitigate
R004MarketKehilangan buyer saat masa transisi3515Mitigate
R005FinancialArus kas tidak stabil saat ekspansi3515Transfer
R006HRKekurangan tenaga ahli mesin otomatis4312Mitigate
R007RegulatoryGagal memenuhi standar ESG buyer248Mitigate
R008GeopoliticalGangguan pasokan katun akibat konflik global4416Mitigate
R009CyberSerangan siber pada sistem produksi digital3412Mitigate
R010MarketGagal ekspansi ke pasar baru regional339Accept

Integrated Risk Response Strategy untuk PT TRI DENIM

Phase 1 (0–12 bulan): Fondasi Digitalisasi

  • Bentuk Project Management Office (PMO) untuk memantau transformasi

  • Amankan pendanaan bertahap untuk menghindari tekanan arus kas

  • Mulai pelatihan tenaga kerja tentang penggunaan sistem digital

  • Jalankan program manajemen perubahan untuk seluruh divisi

Phase 2 (12–24 bulan): Implementasi Bertahap

  • Uji coba sistem otomatisasi pada satu lini produksi terlebih dahulu

  • Evaluasi dampak dan perluas penerapan secara modular

  • Komunikasi aktif dengan buyer terkait perkembangan keberlanjutan

  • Kembangkan pengelolaan rantai pasok secara digital

Phase 3 (24–36 bulan): Optimalisasi

  • Implementasi penuh digitalisasi dan pelacakan produk

  • Lakukan ekspansi regional (Vietnam, Malaysia) dengan pendekatan bertahap

  • Kejar sertifikasi sustainability global seperti GOTS atau OEKO-TEX

  • Fokus pada efisiensi biaya dan peningkatan margin


Key Risk Mitigation Summary:

  • Modular Implementation: Reduksi risiko adopsi teknologi

  • Change Management: Fokus pada kesiapan SDM dan adaptasi budaya

  • Diversifikasi Supplier: Kurangi ketergantungan pada satu negara asal bahan baku

  • Insurance & Hedging: Proteksi terhadap gangguan operasional dan volatilitas nilai tukar

  • Sustainability Certification: Kepatuhan terhadap regulasi dan ekspektasi pasar global

  • Training Program: Menutup gap keterampilan dan memperkuat adaptasi teknologi

  • Technology Partnership: Kurangi risiko kegagalan teknologi dengan vendor berpengalaman

  • Customer Retention: Bangun narasi transformasi untuk mempertahankan loyalitas buyer

M12 Latihan Soal : Kriteria Penilaian Investasi dan Pengambilan Keputusan dalam Analisa Perancangan Usaha

1. Konsep time value of money menyatakan bahwa:
b) Nilai uang saat ini lebih berharga daripada di masa depan

2. Formula yang benar untuk menghitung Net Present Value (NPV) adalah:
c) NPV = Σ[CFt / (1+r)^t] - Initial Investment

3. Jika NPV suatu proyek adalah Rp 50.000.000, maka:
c) Proyek menguntungkan dan layak diterima

4. Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto yang:
b) Membuat NPV sama dengan nol

5. Kelemahan utama metode Payback Period adalah:
c) Mengabaikan time value of money

6. Profitability Index (PI) dihitung dengan rumus:
c) PI = PV Cash Inflows / Initial Investment

7. Jika PI suatu proyek adalah 1,25, maka dapat disimpulkan bahwa:
c) Proyek menguntungkan dan layak diterima

8. Dalam situasi capital rationing, metode yang paling tepat untuk ranking proyek adalah:
d) Profitability Index

9. Modified Internal Rate of Return (MIRR) dikembangkan untuk mengatasi masalah:
a) Multiple IRR dan asumsi reinvestment rate

10. Jika dua proyek mutually exclusive memiliki NPV yang sama, kriteria pemilihan selanjutnya adalah:
d) Pertimbangkan faktor kualitatif dan strategis

11. Discount rate yang digunakan dalam penilaian investasi biasanya mencerminkan:
b) Cost of capital perusahaan

12. Analisis sensitivitas bertujuan untuk:
c) Menguji dampak perubahan variabel kunci terhadap hasil investasi

13. Dalam analisis skenario, "worst case scenario" menggambarkan:
c) Kondisi paling pesimis yang mungkin terjadi

14. Keunggulan utama metode NPV dibandingkan IRR adalah:
c) Selalu memberikan keputusan yang konsisten

15. Terminal cash flow dalam penilaian investasi mencakup:
c) Nilai sisa aset dan modal kerja yang dipulihkan

16. Jika IRR proyek 18% dan cost of capital 15%, maka:
c) Proyek menguntungkan dan layak diterima

17. Discounted Payback Period berbeda dengan Payback Period tradisional karena:
b) Mempertimbangkan time value of money

18. Dalam proyek independen, keputusan investasi didasarkan pada:
b) Terima semua proyek dengan NPV > 0

19. Average Rate of Return (ARR) dihitung berdasarkan:
b) Laba akuntansi dan rata-rata investasi

20. Faktor kualitatif yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan investasi meliputi:

c) Dampak strategis, lingkungan, dan sosial

BAGIAN B: SOAL ESAI (10 SOAL)

1. Konsep Time Value of Money (TVM)

TVM menyatakan bahwa uang yang diterima hari ini lebih bernilai dibanding jumlah yang sama di masa depan karena dapat diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan.
Contoh: Uang Rp1.000.000 hari ini bisa diinvestasikan dengan bunga 5%, maka nilainya tahun depan menjadi Rp1.050.000.
Penting: TVM membantu menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan untuk membuat keputusan investasi yang tepat.


2. Perbandingan NPV dan IRR

  • NPV: Mengukur selisih antara nilai sekarang dari arus kas masa depan dan investasi awal. Lebih akurat dan menunjukkan nilai absolut keuntungan.

  • IRR: Tingkat diskonto yang membuat NPV = 0. Memberi hasil dalam bentuk persentase.

  • Kelebihan NPV: Konsisten dalam proyek eksklusif. Tidak terpengaruh reinvestasi.

  • Kelebihan IRR: Mudah dipahami sebagai “tingkat pengembalian”.

  • NPV lebih tepat saat capital rationing; IRR lebih tepat untuk perbandingan proyek kecil tanpa keterbatasan modal.


3. Capital Rationing & Profitability Index

Dalam keterbatasan modal, pilih proyek dengan PI (Profitability Index) tertinggi, karena PI menunjukkan nilai manfaat per unit investasi.
Strategi: Rangking proyek berdasarkan PI > 1, alokasikan dana hingga batas modal tercapai.
PI berguna karena memperhitungkan efisiensi investasi, bukan hanya besarnya NPV.


4. Proyek Independen vs. Mutually Exclusive

  • Independen: Proyek bisa diterima bersama. Contoh: buka cabang di kota A dan kota B.

  • Mutually Exclusive: Hanya satu proyek dipilih. Contoh: beli mesin A atau mesin B (fungsi sama).
    Implikasi: Proyek independen → semua NPV > 0 diterima. Proyek eksklusif → pilih yang paling optimal (NPV/IRR tertinggi).


5. Analisis Sensitivitas

Penting: Menguji dampak perubahan variabel terhadap NPV/IRR.
Variabel kunci: penjualan, biaya operasional, tingkat diskonto, harga jual, umur proyek.
Manfaat: Memberi gambaran risiko dan membantu manajemen menyiapkan strategi mitigasi jika asumsi berubah.


6. Faktor Kualitatif dalam Investasi

Peran: Faktor non-finansial yang bisa mempengaruhi hasil investasi jangka panjang.
Contoh:

  1. Reputasi perusahaan

  2. Dampak lingkungan

  3. Regulasi pemerintah

  4. Stabilitas politik

  5. Ketersediaan tenaga kerja
    Meski analisis finansial positif, faktor-faktor ini dapat membuat proyek gagal atau berdampak negatif jangka panjang.


7. Modified Internal Rate of Return (MIRR)

MIRR adalah pengembangan IRR yang mengasumsikan reinvestasi arus kas pada cost of capital, bukan IRR itu sendiri.
Keunggulan:

  • Menghindari multiple IRR

  • Memberi hasil lebih realistis

  • Lebih konsisten untuk pengambilan keputusan investasi


8. Langkah Sistematis Penilaian Investasi

  1. Identifikasi proyek

  2. Estimasi arus kas

  3. Tentukan cost of capital

  4. Lakukan analisis (NPV, IRR, PI)

  5. Analisis risiko (sensitivitas/skenario)

  6. Pertimbangan faktor kualitatif

  7. Ambil keputusan akhir
    Setiap langkah penting untuk memastikan bahwa proyek menguntungkan secara finansial dan layak secara strategis.


9. Analisis Skenario vs. Sensitivitas

  • Analisis sensitivitas: Mengubah 1 variabel dalam satu waktu.

  • Analisis skenario: Menggabungkan perubahan beberapa variabel sekaligus (best, worst, base case).
    Kapan digunakan:

  • Sensitivitas → uji pengaruh variabel tunggal.

  • Skenario → uji kombinasi risiko ekstrem.
    Keduanya saling melengkapi dalam memahami risiko investasi.


10. Tantangan Implementasi Penilaian Investasi

Tantangan umum:

  1. Data tidak akurat

  2. Asumsi tidak realistis

  3. Ketidakpastian pasar

  4. Faktor eksternal (politik, ekonomi)

  5. Konflik antar divisi
    Solusi:

  • Gunakan data historis dan riset pasar

  • Libatkan ahli lintas fungsi

  • Lakukan analisis risiko

  • Update evaluasi secara berkala

 BAGIAN C: STUDI KASUS (2 SOAL)

a) Payback Period dan Discounted Payback Period

  • Payback Period: ± 3,78 tahun → Artinya investasi balik modal sebelum 4 tahun, sesuai target.

  • Discounted Payback Period: Tidak tercapai dalam 5 tahun karena nilai kini kumulatif < Rp 2.5 miliar.


b) Net Present Value (NPV)

  • NPV = Rp 44.276.508
    Interpretasi: Proyek menghasilkan nilai tambah positif, meskipun margin-nya kecil terhadap investasi awal → layak diterima, namun perlu pertimbangan risiko.


c) Internal Rate of Return (IRR)

  • IRR = 12,62%
    Bandingkan:

    • Minimum Acceptable Rate of Return (MARR): 15%

    • Rata-rata industri: 18%
      Kesimpulan: IRR proyek di bawah standar, menunjukkan proyek kurang menarik secara relatif.


d) Profitability Index (PI)

  • PI = 1,018
    Karena PI > 1, proyek dinilai menguntungkan, meskipun margin-nya tipis.


e) Analisis Sensitivitas

  • Skenario Optimis (arus kas +20%)NPV = Rp 439.646.439

  • Skenario Pesimis (arus kas -15%)NPV = -Rp 252.250.940

Kesimpulan: Proyek sensitif terhadap perubahan arus kas, berisiko tinggi jika proyeksi tidak tercapai.


f) Rekomendasi Investasi

Meskipun proyek memenuhi payback dan menghasilkan NPV positif, namun IRR-nya tidak mencapai MARR, dan PI hanya sedikit di atas 1. Dalam skenario pesimis, proyek bisa rugi besar.

Rekomendasi: Proyek perlu ditinjau ulang atau ditunda kecuali manajemen dapat:

  • Menekan biaya awal,

  • Meningkatkan kepastian arus kas,

  • Atau mendapatkan subsidi atau insentif eksternal.

STUDI KASUS 2 (25 poin)

PT TRI DENIM, perusahaan manufaktur pakaian berbasis bahan denim, sedang mempertimbangkan investasi untuk penggantian mesin produksi. Dua alternatif tersedia:


Alternatif Mesin Produksi

Proyek A: Mesin Jahit Konvensional

  • Harga: Rp 1.800.000.000

  • Umur ekonomis: 6 tahun

  • Arus kas tahunan: Rp 450.000.000

  • Biaya pemeliharaan tahunan: Rp 50.000.000

  • Nilai sisa: Rp 200.000.000

Proyek B: Mesin Otomatis Berbasis Komputer (CNC Denim Cutting)

  • Harga: Rp 2.800.000.000

  • Umur ekonomis: 8 tahun

  • Arus kas tahunan: Rp 550.000.000

  • Biaya pemeliharaan tahunan: Rp 30.000.000

  • Nilai sisa: Rp 400.000.000


Data PT TRI DENIM

  • Cost of capital: 14%

  • Keterbatasan modal saat ini: Rp 2.000.000.000

  • Target Payback Period: Maksimum 5 tahun


Informasi Kualitatif

  • Mesin A: Teknologi terbukti, mudah perawatan, suku cadang tersedia luas di pasar lokal.

  • Mesin B: Teknologi terbaru, hemat energi dan ramah lingkungan, namun memerlukan pelatihan operator baru.


PERTANYAAN:

a) Hitung NPV, IRR, dan Profitability Index (PI) untuk masing-masing proyek.
(10 poin)

b) Hitung Payback Period untuk kedua proyek.
(4 poin)

c) Mengingat keterbatasan modal sebesar Rp 2.000.000.000, alternatif apa yang tersedia bagi perusahaan?
(3 poin)

d) Jika PT TRI DENIM dapat memperoleh tambahan dana dengan biaya 18%, apakah keputusan investasi berubah? Jelaskan dengan analisis.
(4 poin)

e) Pertimbangkan faktor kualitatif yang disebutkan. Bagaimana faktor-faktor ini dapat memengaruhi keputusan akhir?
(2 poin)

f) Berikan rekomendasi final dengan mempertimbangkan semua aspek kuantitatif dan kualitatif. Jelaskan reasoning Anda secara komprehensif.
(2 poin)

Jawaban M11 Latihan Soal : Konsep dan Fungsi Aspek Dampak Lingkungan

 A. Soal Pilihan Ganda

1. Apa yang dimaksud dengan dampak lingkungan menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009?

Jawab: b. Perubahan lingkungan fisik, biologis, sosial, ekonomi, dan budaya akibat aktivitas proyek.

2. Dokumen apa yang wajib disusun untuk proyek dengan potensi dampak lingkungan signifikan di Indonesia?

Jawab: b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

3. Fungsi utama analisis dampak lingkungan (EIA) dalam perancangan proyek adalah:

Jawab: b. Memandu pengambilan keputusan untuk meminimalkan dampak lingkungan.

4. Manakah yang termasuk dalam dampak lingkungan positif?

Jawab: b. Peningkatan kualitas air melalui sistem pengolahan limbah.

5. Tahapan awal dalam proses EIA disebut:

Jawab: b. Screening.

6. Metode apa yang sering digunakan untuk mengidentifikasi dampak lingkungan?

Jawab: b. Matriks Leopold.

7. Apa yang menjadi fokus utama prinsip 3R dalam pengelolaan dampak lingkungan?

Jawab: a. Reduce, Reuse, Recycle.

8. Standar internasional yang relevan dengan sistem manajemen lingkungan adalah:

Jawab: b. ISO 14001.

9. Apa yang dimaksud dengan dampak lingkungan bersifat sementara?

Jawab: b. Dampak yang dapat dipulihkan setelah proyek selesai.

10. Pendekatan berbasis ekosistem dalam pengelolaan dampak lingkungan bertujuan untuk:

Jawab: b. Melindungi biodiversitas dan jasa ekosistem.

11. Faktor apa yang sering menjadi tantangan dalam penerapan AMDAL di Indonesia?

Jawab: b. Kurangnya kapasitas teknis penyusun dokumen.

12. Manakah yang termasuk dalam strategi mitigasi dampak lingkungan?

Jawab: b. Pemasangan filter udara untuk mengurangi emisi.

13. Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan dalam EIA untuk:

Jawab: b. Memprioritaskan dampak lingkungan berdasarkan signifikansi.

14. Apa tujuan utama konsultasi publik dalam proses EIA?

Jawab: b. Meningkatkan transparansi dan partisipasi masyarakat.

15. Teknologi hijau dalam pengelolaan dampak lingkungan mencakup:

Jawab: b. Pemanfaatan panel surya untuk energi terbarukan.

16. Dampak lingkungan berskala global biasanya terkait dengan:

Jawab: b. Emisi karbon yang berkontribusi pada perubahan iklim.

17. Lifecycle Assessment (LCA) digunakan untuk:

Jawab: a. Mengevaluasi dampak lingkungan teknologi dari produksi hingga pembuangan.

18. Apa yang menjadi indikator kinerja lingkungan dalam pengelolaan proyek?

Jawab: b. Pengurangan emisi karbon.

19. Mengapa keterlibatan komunitas penting dalam EIA?

Jawab: b. Untuk mengurangi konflik sosial dan meningkatkan legitimasi proyek.

20. Manakah yang merupakan kelemahan umum AMDAL di Indonesia?

Jawab: b. Bias dalam scoping akibat tekanan pengembang.


B. Soal Esai

1. Jelaskan perbedaan antara dampak lingkungan positif dan negatif. Berikan contoh untuk masing-masing dalam konteks proyek pembangunan jalan tol.

Jawab: Dampak positif meningkatkan kualitas lingkungan atau sosial, misalnya pengurangan kemacetan dan emisi di kota. Dampak negatif menurunkan kualitas lingkungan, seperti deforestasi dan gangguan ekosistem akibat pembangunan jalan tol.

2. Mengapa EIA dianggap sebagai alat strategis dalam pengambilan keputusan proyek? Berikan contoh kasus.

Jawab: EIA mengidentifikasi dan mengukur dampak lingkungan sehingga proyek bisa didesain ulang. Contohnya, desain jalan tol dialihkan untuk menghindari hutan lindung setelah hasil EIA menunjukkan dampak besar terhadap biodiversitas.

3. Uraikan tahapan-tahapan dalam proses EIA dan kontribusinya.

Jawab:

  • Screening: Menentukan apakah EIA diperlukan.
  • Scoping: Menetapkan isu penting yang akan dianalisis.
  • Analisis Dampak: Menilai dampak potensial proyek.
  • Mitigasi: Merancang langkah pengurangan dampak.
  • Penyusunan Dokumen: Menyusun laporan EIA (AMDAL).
  • Konsultasi Publik: Mendapatkan masukan dari masyarakat.
  • Evaluasi dan Persetujuan: Pemerintah menilai kelayakan proyek.
  • Pemantauan: Mengontrol pelaksanaan mitigasi dan dampak aktual.

4. Bagaimana prinsip 3R diterapkan dalam proyek konstruksi?

Jawab:

  • Reduce: Mengurangi limbah konstruksi dengan desain efisien.
  • Reuse: Menggunakan kembali bahan bangunan lama (seperti bata).
  • Recycle: Mendaur ulang puing beton menjadi material jalan.

5. Apa peran teknologi hijau dalam pengelolaan dampak lingkungan? Berikan dua contoh.

Jawab: Teknologi hijau mengurangi dampak lingkungan dan mendukung keberlanjutan. Contohnya:

  • Panel surya: Mengurangi ketergantungan energi fosil.
  • Sistem pengolahan air limbah: Menghasilkan air bersih dari limbah proyek.

6. Bagaimana pendekatan berbasis ekosistem digunakan di daerah aliran sungai (DAS)?

Jawab: Dengan mempertimbangkan keseluruhan fungsi ekosistem sungai, seperti menjaga vegetasi riparian, mencegah erosi, dan melindungi habitat ikan dalam rencana proyek.

7. Apa tantangan utama dalam penerapan AMDAL di Indonesia? Usulkan solusinya.

Jawab: 

  • Tantangan: kurangnya kapasitas teknis, bias pengembang, partisipasi publik rendah.
  • Solusi: pelatihan penyusun AMDAL, transparansi proses, dan penguatan sanksi hukum.

8. Bagaimana keterlibatan komunitas meningkatkan efektivitas EIA? Bagaimana mengelola konflik?

Jawab: Keterlibatan komunitas meningkatkan legitimasi dan akurasi informasi. Konflik dikelola melalui dialog terbuka, mediasi, dan respons terhadap aspirasi lokal.

9. Bagaimana AHP digunakan dalam evaluasi dampak lingkungan proyek?

Jawab: AHP memprioritaskan dampak berdasarkan bobot pentingnya, seperti memilih mitigasi terhadap emisi udara dibanding kebisingan berdasarkan skoring ahli dan masyarakat.

10. Mengapa indikator kinerja lingkungan penting dalam pemantauan proyek? Berikan contohnya.

Jawab: Indikator menunjukkan apakah dampak terkendali. Contoh: tingkat kekeruhan air sungai untuk proyek bendungan menunjukkan efektivitas pengendalian sedimentasi.

C. Studi Kasus: Proyek Pembangunan Kawasan Industri oleh PT TRI DENIM

PT TRI DENIM, perusahaan yang bergerak di industri garmen berbasis raw denim, merencanakan pembangunan kawasan industri baru di wilayah pesisir yang berdekatan dengan ekosistem hutan mangrove. Area ini juga merupakan sumber mata pencaharian utama bagi komunitas nelayan lokal.


1. Tiga Dampak Lingkungan Negatif dan Signifikansinya

a. Hilangnya Habitat Mangrove
Signifikansi: Hutan mangrove memiliki peran ekologis penting sebagai pelindung alami pantai, tempat berkembang biak berbagai spesies ikan, dan sebagai penyerap karbon. Jika habitat ini rusak akibat pembangunan industri, maka keseimbangan ekosistem pesisir akan terganggu secara signifikan, termasuk meningkatnya risiko abrasi dan penurunan populasi ikan.

b. Polusi Air dari Limbah Industri Tekstil
Signifikansi: Proses produksi denim menghasilkan limbah cair yang mengandung zat kimia seperti pewarna sintetis dan sisa deterjen. Jika tidak diolah dengan benar, limbah ini dapat mencemari perairan sekitar, merusak habitat laut, serta mengancam kesehatan masyarakat dan mata pencaharian nelayan.

c. Gangguan Sosial terhadap Komunitas Nelayan
Signifikansi: Aktivitas pembangunan dapat membatasi akses tradisional nelayan ke laut, memicu konflik lahan, serta menciptakan ketimpangan sosial jika partisipasi masyarakat lokal tidak diperhatikan sejak awal.


2. Strategi Mitigasi Dampak Negatif

a. Konservasi Mangrove & Zona Penyangga
PT TRI DENIM harus melakukan identifikasi dan pemetaan kawasan mangrove yang esensial untuk konservasi. Zona hijau atau buffer zone wajib ditetapkan di sekitar hutan mangrove, dan tidak diperbolehkan adanya pembangunan yang merusak kawasan tersebut.

b. Instalasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Semua limbah dari proses pencelupan dan pencucian denim harus diolah menggunakan IPAL dengan teknologi ramah lingkungan. Limbah cair yang dibuang ke lingkungan harus memenuhi baku mutu air limbah sesuai regulasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

c. Program Restorasi dan Partisipasi Komunitas
PT TRI DENIM perlu menjalankan program pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan budidaya perikanan, pengolahan hasil laut, atau kerajinan berbasis limbah denim. Perusahaan juga wajib menjamin jalur akses ke laut tetap terbuka untuk aktivitas nelayan tradisional.


3. Integrasi Keterlibatan Komunitas Nelayan dalam Proses EIA (Environmental Impact Assessment)

  • Konsultasi Publik Terbuka
    Sejak tahap awal studi Amdal (EIA), PT TRI DENIM wajib melibatkan masyarakat lokal, terutama komunitas nelayan, tokoh adat, dan lembaga lingkungan hidup melalui forum konsultatif yang transparan.

  • Pemantauan Partisipatif
    Perusahaan dapat melibatkan warga setempat dalam pemantauan kualitas air, aktivitas konservasi, dan evaluasi sosial proyek melalui skema community-based monitoring.

  • Transparansi dan Kompensasi Adil
    Hasil kajian dampak dan rencana mitigasi harus diumumkan secara terbuka. PT TRI DENIM menyusun sistem kompensasi berbasis musyawarah dengan prinsip keadilan sosial, termasuk dalam penggantian kerugian atau program peningkatan kapasitas masyarakat.


Kesimpulan

Dengan pendekatan EIA partisipatif, mitigasi dampak berbasis teknologi ramah lingkungan, serta strategi konservasi dan pemberdayaan komunitas pesisir, PT TRI DENIM berpeluang besar membangun kawasan industri secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi risiko lingkungan dan sosial, tetapi juga memperkuat reputasi perusahaan dalam penerapan prinsip industri hijau dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di wilayah pesisir Indonesia.

Jawaban M10 Latihan Soal : Konsep dan Fungsi Aspek Finansial 2

 A. SOAL PILIHAN BERGANDA

1. Fungsi investasi dalam manajemen keuangan berkaitan dengan: a. Pengalokasian dana pada berbagai aset yang diharapkan memberikan keuntungan di masa depan

2. Berikut ini yang termasuk dalam fungsi pendanaan adalah: d. Penentuan struktur modal

3. Pengelolaan aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan untuk memastikan likuiditas dan efisiensi operasional disebut: b. Manajemen modal kerja

4. Dalam penerapan fungsi investasi, proses perencanaan dan pengambilan keputusan investasi jangka panjang terutama berkaitan dengan pembelian aset tetap disebut: c. Penganggaran modal

5. Dalam perencanaan kebutuhan dana bisnis, modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi sehari-hari disebut: b. Modal kerja

6. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan struktur modal meliputi: a. Biaya modal dan risiko finansial

7. Metode Net Present Value (NPV) dalam analisis kelayakan finansial: c. Menghitung nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan dari suatu investasi, dikurangi dengan investasi awal

8. Kriteria keputusan berdasarkan metode Internal Rate of Return (IRR) adalah: c. IRR > cost of capital (layak), IRR < cost of capital (tidak layak)

9. Metode penilaian investasi yang tidak mempertimbangkan nilai waktu uang adalah: d. Payback Period

10. Formula untuk menghitung Break-even Point (BEP) dalam unit adalah: c. BEP (unit) = Biaya Tetap / (Harga per Unit - Biaya Variabel per Unit)

11. Risiko bahwa perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya disebut: c. Risiko likuiditas

12. Metode analisis risiko finansial yang menguji sensitivitas hasil evaluasi finansial terhadap perubahan parameter-parameter tertentu disebut: c. Analisis sensitivitas

13. Strategi mitigasi risiko finansial yang melibatkan penggunaan instrumen derivatif untuk melindungi nilai aset atau kewajiban terhadap risiko pasar disebut: b. Hedging

14. Dalam proyeksi keuangan, perkiraan pendapatan, biaya, dan laba perusahaan selama periode tertentu tercantum dalam: b. Proyeksi laporan laba rugi

15. Penggunaan dana pinjaman untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham disebut: a. Financial leverage

16. Metode yang menghitung rasio antara nilai sekarang dari arus kas masuk dengan nilai investasi awal adalah: c. Profitability Index (PI)

17. Risiko yang timbul akibat perubahan harga pasar, seperti perubahan suku bunga, nilai tukar, atau harga komoditas disebut: c. Risiko pasar

18. Dana yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, termasuk pembelian aset tetap, biaya pendirian, dan modal kerja awal disebut: c. Modal investasi awal

19. Dalam analisis skenario sebagai metode analisis risiko finansial, skenario yang biasanya dievaluasi adalah: a. Skenario optimis, moderat, dan pesimis

20. Teknik simulasi yang menggunakan model probabilistik untuk menganalisis risiko dan ketidakpastian dalam perencanaan finansial disebut: c. Simulasi Monte Carlo


B. SOAL URAIAN/ESAI 

1. Jelaskan perbedaan antara fungsi investasi, pendanaan, dan pengelolaan aset serta contoh dalam perusahaan manufaktur!

Jawaban: Fungsi Investasi: Mengalokasikan dana untuk aset produktif. Contoh: Membeli mesin produksi baru. Fungsi Pendanaan: Mendapatkan dana untuk kegiatan usaha. Contoh: Mengajukan pinjaman bank. Fungsi Pengelolaan Aset: Mengatur penggunaan aset agar efisien. Contoh: Mengoptimalkan penggunaan gudang dan bahan baku.

2. Jelaskan jenis kebutuhan dana bisnis dan perencanaan yang tepat!

Jawaban: Modal Investasi Awal: Untuk aset tetap awal. Perencanaan: Estimasi biaya dan sumber dana jangka panjang. Modal Kerja: Untuk operasional harian. Perencanaan: Proyeksi arus kas dan pengelolaan siklus kas. Dana Ekspansi: Untuk pengembangan usaha. Perencanaan: Berdasarkan studi kelayakan dan proyeksi pertumbuhan.

3. Bandingkan metode NPV, IRR, dan Payback Period!

Jawaban: NPV: Kelebihan: Akurat, nilai tambah riil. Kelemahan: Sensitif pada estimasi. Tepat: Proyek jangka panjang, fokus nilai perusahaan. IRR: Kelebihan: Mudah dipahami (persentase). Kelemahan: Tidak cocok untuk arus kas tidak normal. Tepat: Bandingkan proyek sejenis. Payback Period: Kelebihan: Sederhana, fokus likuiditas. Kelemahan: Abaikan nilai waktu uang. Tepat: Saat perlu pengembalian cepat.

4. Jelaskan struktur modal optimal dan faktor yang memengaruhinya!

Jawaban: Struktur modal optimal adalah kombinasi utang dan ekuitas yang meminimalkan biaya modal dan memaksimalkan nilai perusahaan. Faktor-faktor:Risiko bisnis, Stabilitas pendapatan, Pajak, Biaya utang, Fleksibilitas finansial, Struktur modal yang baik dapat meningkatkan nilai perusahaan dan memperkuat daya saing.

5. Bagaimana manajemen modal kerja meningkatkan profit dan menurunkan risiko likuiditas?

Jawaban: Manajemen modal kerja menjaga keseimbangan kas, piutang, dan persediaan. Contoh strategi: Mempercepat penagihan piutang, Menunda pembayaran utang tanpa penalti, Menjaga persediaan pada tingkat optimal. Hasilnya: meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan menjaga likuiditas.

6. Jelaskan perbedaan BEP unit dan BEP rupiah serta implikasinya!

Jawaban: BEP Unit: Titik impas dalam jumlah produk. BEP Rupiah: Titik impas dalam nilai penjualan. Implikasi manajerial: Membantu menetapkan target penjualan minimum dan strategi harga untuk menutup biaya tetap.

7. Jelaskan risiko finansial dalam proyek dan strategi mitigasinya!

Jawaban: Risiko Pasar: Harga bahan baku naik. Mitigasi: Kontrak tetap, lindung nilai. Risiko Kredit: Gagal bayar pelanggan. Mitigasi: Seleksi kredit, asuransi piutang. Risiko Likuiditas: Kekurangan kas. Mitigasi: Dana cadangan, kredit bergulir. Risiko Operasional: Gangguan produksi. Mitigasi: SOP dan backup sistem.

8. Jelaskan peran proyeksi keuangan dalam perencanaan bisnis!

Jawaban: Proyeksi laba rugi, neraca, dan arus kas membantu: Mengukur potensi laba, Menilai kebutuhan modal, Mengambil keputusan investasi dan pembiayaan. Manfaat: Memberikan dasar perencanaan strategis dan evaluasi risiko keuangan.

9. Bagaimana capital budgeting membantu alokasi sumber daya?

Jawaban: Capital budgeting mengevaluasi kelayakan proyek investasi untuk memastikan sumber daya dialokasikan ke proyek paling menguntungkan. Contoh: Evaluasi pembelian mesin baru menggunakan metode NPV dan IRR untuk memastikan layak investasi.

10. Jelaskan financial leverage, manfaat, risiko, dan cara mengelolanya!

Jawaban: Financial leverage adalah penggunaan utang untuk meningkatkan pengembalian ekuitas. Manfaat: ROE meningkat jika proyek menghasilkan lebih besar dari bunga utang. Risiko: Gagal bayar saat pendapatan turun. Pengelolaan: Batasi utang, simpan dana cadangan, analisis sensitivitas.

C. SOAL STUDI KASUS:

Evaluasi Keputusan Investasi dan Pendanaan PT. TRI DENIM

Pendahuluan

PT. TRI DENIM merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi celana jeans berbahan denim mentah (raw denim) berbasis material lokal. Dalam rangka meningkatkan kapasitas produksinya untuk menjawab permintaan pasar yang semakin tinggi, manajemen perusahaan sedang mempertimbangkan dua alternatif investasi utama. Kedua alternatif ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Namun, dengan keterbatasan dana internal yang dimiliki, perusahaan juga dihadapkan pada kebutuhan untuk memilih alternatif pendanaan eksternal yang paling tepat. Oleh karena itu, evaluasi komprehensif terhadap keputusan investasi dan pendanaan menjadi sangat krusial agar keputusan yang diambil mendukung keberlanjutan finansial perusahaan.


Alternatif Investasi

Dua alternatif investasi yang tengah dipertimbangkan oleh PT. TRI DENIM adalah sebagai berikut:

  1. Alternatif A: Pembelian Mesin Jahit dan Finishing Baru

    • Investasi awal sebesar Rp 2 miliar

    • Umur ekonomis 5 tahun

    • Nilai sisa Rp 200 juta

    • Penghematan biaya operasional sebesar Rp 700 juta per tahun

    • Biaya pemeliharaan tahunan sebesar Rp 100 juta

  2. Alternatif B: Renovasi dan Upgrade Mesin Produksi Lama

    • Investasi awal sebesar Rp 1,2 miliar

    • Umur ekonomis 4 tahun

    • Nilai sisa Rp 100 juta

    • Penghematan biaya operasional sebesar Rp 500 juta per tahun

    • Biaya pemeliharaan tahunan sebesar Rp 150 juta

Perusahaan menggunakan pendekatan keuangan melalui metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP), dengan asumsi tingkat diskonto sebesar 15% dan tarif pajak penghasilan 25%.


Analisis Kelayakan Finansial

Perhitungan arus kas bersih untuk masing-masing alternatif memperhitungkan depresiasi, efisiensi biaya operasional, biaya pemeliharaan, dan beban pajak. Hasil perhitungan menunjukkan:

  • Alternatif A (Mesin Baru) menghasilkan arus kas bersih tahunan sebesar Rp 540 juta.

  • Alternatif B (Renovasi Mesin Lama) menghasilkan arus kas bersih tahunan sebesar Rp 331,25 juta.

Dari hasil kelayakan finansial:

  • NPV Alternatif A: Rp 201 juta

  • NPV Alternatif B: Rp 101 juta

  • IRR Alternatif A: 18,5%

  • IRR Alternatif B: 17,1%

  • Payback Period Alternatif A: 3,7 tahun

  • Payback Period Alternatif B: 3,6 tahun

Meskipun periode pengembalian Alternatif A sedikit lebih lama, namun nilai bersih dan IRR-nya lebih tinggi, sehingga Alternatif A dinilai lebih unggul secara finansial.


Analisis Alternatif Pendanaan

PT. TRI DENIM mempertimbangkan tiga opsi pendanaan eksternal:

  1. Pinjaman Bank Komersial: bunga 12% per tahun, tenor 5 tahun.

  2. Kredit Program Pemerintah: bunga 9% per tahun, tenor 4 tahun, dengan syarat minimal 30% komponen lokal (TKDN).

  3. Leasing (Sewa Guna Usaha): biaya sewa 14% per tahun dari nilai aset, dengan opsi pembelian di akhir periode.

Dari sisi biaya efektif, kredit program pemerintah merupakan opsi paling murah. Dilihat dari profil PT. TRI DENIM yang menggunakan bahan baku lokal, opsi ini juga paling sesuai secara strategis dan teknis.


Analisis Break-Even

Dengan estimasi arus kas tahunan, titik impas (break-even point) untuk Alternatif A tercapai dalam waktu 3,7 tahun, yang berarti perusahaan mulai meraih keuntungan bersih pada awal tahun keempat.


Proyeksi Arus Kas Kombinasi Terbaik

Kombinasi antara Alternatif A (mesin baru) dan kredit program pemerintah (9%) merupakan pilihan ideal. Dengan pinjaman sebesar Rp 2 miliar dan angsuran tahunan ±Rp 514 juta selama 5 tahun, arus kas perusahaan masih mampu menanggung beban tersebut. Setelah mempertimbangkan efisiensi operasional, biaya pemeliharaan, pajak, dan angsuran, PT. TRI DENIM tetap memiliki surplus kas tahunan sekitar Rp 26 juta.


Identifikasi Risiko Finansial dan Strategi Mitigasi

Risiko utama yang mungkin dihadapi proyek ini antara lain:

  • Fluktuasi harga bahan baku denim mentah

  • Inflasi dan potensi kenaikan biaya produksi

  • Risiko administratif terhadap syarat TKDN

  • Risiko keterlambatan implementasi proyek atau biaya melebihi anggaran

Strategi mitigasi yang disarankan:

  • Membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok denim lokal

  • Menyediakan dana cadangan untuk 6 bulan operasional

  • Memastikan tim proyek memahami dan mematuhi syarat kredit pemerintah

  • Melakukan pengawasan dan evaluasi berkala terhadap jalannya proyek


Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, Alternatif A (pembelian mesin baru) yang didanai melalui kredit program pemerintah adalah kombinasi investasi dan pendanaan paling layak bagi PT. TRI DENIM. Pilihan ini mampu memberikan keuntungan maksimal dengan risiko yang terkendali melalui strategi mitigasi yang matang. Investasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi, tetapi juga memperkuat posisi kompetitif PT. TRI DENIM dalam industri fesyen denim berbasis lokal di masa depan.

M13 Latihan Soal : Analisa Strategi dan Kajian Manajemen Risiko

  A. SOAL PILIHAN BERGANDA (20 SOAL trategi menurut Michael Porter adalah pemilihan aktivitas yang unik untuk menciptakan nilai b. Pemiliha...